Selasa, 22 Oktober 2013

TUGAS 2 - PSIKOLOGI MANAJEMEN


 PSIKOLOGI MANAJEMEN


A. Pengertian Psikologi Manajemen 
    
Psikologi manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.


B. 4 Fungsi Utama dalam Manajemen

1. Perencanaan (Planning),
2. Pengorganisasian (Organizing),
3. Pengarahan (Actuating/Directing),
4. Pengawasan (Controlling)


Fungsi Perencanaan
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang serta penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan :
- Menetapkan tujuan dan target bisnis
- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
- Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
 
Fungsi Pengorganisasian
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi

Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat

Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis



C. Manfaat Psikologi Manajemen

1. Untuk mendapatkan pemecahan bagi masalah-masalah yang penting berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia di dalam proses manajemen.
2. Agar dunia manajemen mampu menggunakan prosedur-prosedur yang lebih relevan / tepat untuk memecahkan masalah-masalah human (kemanusiaan).



ORGANISASI


A. Pengertian Organisasi

Pengertian organisasi menurut beberapa ahli :

- Stoner : Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan dimana orang-orang di bawah pengarahan atasan untuk mengejar tujuan bersama.
- James D. Mooney : Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Chester I. Bernard : Organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Stephen P. Robbins : Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Berdasarkan pengertian organisasi dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.


B. Bentuk Organisasi

Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Bentuk Organisasi Garis 
Bentuk ini merupakan bentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi. 
2.  Bentuk Organisasi Fungsional 
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
3.  Bentuk Organisasi Garis dan Staff 
Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson. 
4.  Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff 
Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.

C. Ciri Organisasi

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Formalitas, merupakan ckhh
Organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

  1. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
  2. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
  3. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:

  1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
  2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
  3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.


D. Alasan Berorganisasi

Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi: a. Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi. b. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: 1) Dapat memperbesar kemampuannya 2) Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi. 3) Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.


E. Tipe Organisasi 

Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

Organisasi Formal Resmi

Organisasi formal/resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:

  • Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
  • Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

D. Organisasi Berdasarkan Sasaran Pokok Mereka

Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:

  1. Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
  2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
  3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
  4. Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)
  5. Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)
  6. Organisasi-organisasi sosial (social organizations)
  7. Organisasi-organisasi politik


KOMUNIKASI

A. Definisi Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Menurut Harold Lasswell, komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):

1. Who? (siapa/sumber). 
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Says What? (pesan). 
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media). 
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).

4. To Whom? (untuk siapa/penerima). 
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/pendengar (listener)/khalayak (audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek). 
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.

Contoh: Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (media). Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.

Jadi, komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.


B. Jenis Komunikasi

Komunikasi lisan

Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato. Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.

Komunikasi tulisan

Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya. Komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.


C. Unsur Komunikasi

1. Sumber
Adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau decoder.


2. Pesan
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.


3. Media.
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk   memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.


4. Penerima.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

5. Efek
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa tergantung dari pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. (De Fleur, 1982).

6. Umpan Balik.
Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.



D. Tipe Komunikasi

Joseph A. DeVito seorang professor komunikasi di City University of New York dalam bukunya Communicology membagi komunikasi atas empat macam yaitu :
1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)
Merupakan proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri.


2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace (1979) bahwa “Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”


3. Komunikasi Publik (Public Communication)
Sesuai namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat yang bersifat mekanis separti radio, televisi, surat kabar dan film.


E. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi secara individual
Komunikasi secara individual (komunikasi antar individu), didapatkan ada dua fungsi komunikasi, yaitu komunikasi sebagai alat (kerja) untuk memenuhi kebutuhan manusia dan komunikasi sebagai hiburan untuk mendapatkan kesenangan. Kedua fungsi komunikasi tersebut didalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari tidak berdiri sendiri atau saling menghilangkan tetapi keduanya saling melengkapi atau pasti ada di setiap komunikasi antar manusia. Contohnya; ketika kita sedang membaca koran, kita tidak hanya mendapatkan kesenagan tetapi juga mendapatkan informasi yang kita perlukan untuk mengetahui kondisi masyarakat lebih luas.

Fungsi komunikasi secara sosial

1. Penjajakan lingkungan sama hanya dengan mencari informasi untuk para pencari berita, hasil informasi tersebut disebarkan melalui media massa sehingga masyarakat mengetahui peristiwa yang telah terjadi. Bisa juga seorang ilmuan mengadakan riset untuk mengetahui realitas baru sehingga hasil temuan itu nantinya menjadi ilmu pengetahuan untuk dipelajari lebih lanjut oleh masyarakat.

2. Menghubungkan bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menganggapi lingkungan; hal ini sama hanya yang dilakukan oleh manager/pemimpin perusahaan/organisasi/negara yang menyerap informasi yang parsial dari masyarakat untuk selanjutnya mengambil keputusan, tujuannya untuk mengatasi problem lingkungan yang ada.

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi; hal ini sama seperti sistem kebudayaan masyarakat yang menurunkan adat kebiasaan yang sifatnya turun temurun, bagaimana cara berburu, bagaimana menghargai alam, dan bagaimana bersyukur pada Tuhan.





Sumber :
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara: Jakarta.

Kamis, 10 Oktober 2013

Biografi



BIOGRAFI

Nama saya Fitri Jayanthi. Saya lahir pada tanggal 31 Mei 1992, di Rumah Sakit Budhi Jaya, Jakarta. Saya berjenis kelamin perempuan. Saat ini, saya tinggal bersama kedua orang tua saya dan adik saya di Depok. Kami semua beragama Islam. Dan kami berasal dari Sumatera Barat. Saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saya memiliki adik laki-laki yang bernama Faris Indra Jaya, yang saat ini berusia 18 tahun. Selain itu, saya memiliki adik perempuan, yang merupakan anak bungsu dari keluarga kami, yaitu Finny Dwi Jayanthi, yang lahir pada tanggal 5 Juni 1996. Tetapi adik saya, Finny, telah meninggal dunia pada tanggal 18 Agustus 2011, karena sakit.
Saya memulai riwayat pendidikan saya pada tahun 1996 di TK Al-Muhajirin, Depok. Saya menjalani pendidikan di taman kanak-kanak tersebut selama dua tahun. Setelah itu, saya melanjutkan pendidikan saya pada tahun 1998 di SD Anyelir 1 Depok, selama 6 tahun. Tahun 2004, saya melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Depok. Saat saya di SMP, saya jarang sekali mengikuti pembelajaran di sekolah, karena saya harus mengikuti latihan dan berbagai perlombaan renang untuk mewakili sekolah. Sehingga saat itu saya merasa pendidikan saya tertinggal jauh dari teman-teman. Tahun 2007, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA Lazuardi GIS Depok, sekaligus tahun dimana saya memutuskan untuk berhijab. Masa SMA, merupakan masa dimana saya merasa bahwa saya mempelajari banyak hal yang belum pernah saya pelajari sebelumnya diluar bidang akademis. Di SMA, saya lebih fokus kepada belajar, karena saya tidak dapat mengikuti perlombaan maupun latihan renang kembali, karena saya harus tinggal di asrama.
Tahun 2010, setelah tamat dari SMA, saya langsung mendaftarkan diri ke Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Salemba, Jakarta. Saya mengambil jurusan Psikologi, yang merupakan jurusan yang telah saya cita-citakan sejak SMP. Karena lokasi kampus yang sangat jauh dari rumah saya di Depok, saya memutuskan untuk tinggal di rumah kos yang jaraknya tidak jauh dari kampus. Karena lokasi kampus yang berada di pusat kota, banyak sekali polusi, dan seringkali terjadi tawuran antar mahasiswa, yang membuat saya sulit beradaptasi saat kuliah disana. Saat saya memasuki bulan ke-4 berkuliah di Y.A.I, tiba-tiba saya terserang penyakit Guilland Barre Syndrome (GBS). Suatu penyakit langka yang mengakibatkan saya menjadi lumpuh. 
Saat itu, hari Rabu, merupakan jadwal kuliah terakhir saya. Saya memutuskan untuk pulang ke Depok menggunakan mobil. Sebelum pulang, saya pergi dengan teman-teman saya untuk makan siang. Ketika saya ingin makan, saya tidak bisa memegang sendok. Rasanya tangan saya seperti dililit oleh sarung tangan tebal. Sehingga saat makan, saya dibantu oleh teman saya. Setelah makan selesai, saya langsung pulang ke Depok. Tetapi, saat itu saya masih belum menyadari kalau saya sudah dalam keadaan sakit.
Dalam perjalanan pulang, terdapat lampu merah di perempatan Tugu Pancoran, sehingga mengharuskan saya untuk berhenti dan menaikkan rem tangan mobil. Ketika lampu sudah hijau, saya tidak bisa menurunkan rem tangan mobil kembali. Saya dilanda rasa panik, karena mobil dan motor yang berhenti di belakang mobil saya tidak berhenti-hentinya membunyikan klakson kendaraan mereka. Akhirnya, dengan menggunakan dua tangan dan seluruh tenaga saya, rem tangan mobil tersebut bisa diturunkan. Saat itu, saya benar-benar tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Saya memberhentikan mobil di pinggir jalan, lalu berusaha untuk membuat panggilan kepada ibu saya menggunakan handphone. Tapi, lagi-lagi tangan saya tidak bisa melakukan apa yang otak saya perintahkan. Saya memutuskan untuk mengendarai mobil kembali sampai rumah. Akhirnya, saya sampai di rumah dengan selamat. Hati saya senang sekali karena akhirnya saya bisa sampai di rumah kembali. Tapi perasaan itu hanya berlangsung sesaat, karena ketika saya keluar dari mobil, saya langsung terjatuh. Kaki saya tidak bisa menopang tubuh saya. Kaki saya seperti lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Tanpa membuang waktu, saya langsung dibawa ke rumah sakit oleh ibu saya. Setelah melalui beberapa tes di rumah sakit di Depok, saya dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta. Di RS Abdi Waluyo, terdapat Dokter Ahli Syaraf Prof. Dr. H. Jusuf Misbach, Sp.S, yang menangani saya. Karena dokter sedang tidak ada di tempat, saya disarankan untuk dirawat inap. Hanya dalam rentang 1 hari, tubuh saya tidak bisa digerakkan sama sekali. Mulai dari kaki, lama-lama sampai ke tangan.
Hari Jumat, saya melakukan tes 'kejut listrik'. Setelah hasil tes keluar, saya diberi tahu bahwa saya terkena penyakit Guilland Barre Syndrome (GBS). Guilland Barre Syndrome (GBS) atau radang polineuropati demyelinasi akut adalah peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel syaraf tanpa penyebab yang jelas (http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Guillain%E2%80%93Barr%C3%A9). Saya sangat terkejut sekali mendapatkan kabar tersebut. Apalagi sebelumnya saya tidak pernah mengalami tanda-tanda yang aneh dalam tubuh saya. Cara penanganan penyakit ini adalah dengan melakukan cuci plasma darah. Saya melakukan cuci plasma darah sebanyak 5 kali di RS Dharmais, Jakarta.
Saya dirawat di rumah sakit selama 1 bulan. Selama berada di rumah sakit, saya menggunakan tongkat atau kursi roda. Kegiatan saya selama berada di rumah sakit adalah melakukan terapi agar dapat melakukan kegiatan sehari-hari kembali. Dan yang paling utama adalah agar bisa berjalan kembali. Motivasi saya untuk sembuh sangat kuat. Karena saya ingin tetap melanjutkan kuliah di Y.A.I, tanpa mengulang tahun ajaran. Walaupun usaha saya berbuah hasil, yaitu saya sudah bisa berjalan dengan menggunakan bantuan tongkat dalam waktu 1 bulan, yang merupakan waktu tercepat untuk pasien GBS dapat berjalan kembali, tetapi tujuan saya untuk kembali melanjutkan kuliah harus tertunda. Akhirnya, saya harus beristirahat total di rumah selama kurang lebih 7 bulan, dan mengundurkan diri dari UPI Y.A.I. Atas saran dokter, saya diminta untuk menjalankan kuliah di universitas yang dekat dengan rumah agar orang tua saya bisa menjaga kondisi tubuh saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk mendaftarkan diri di jurusan yang sama yaitu Fakultas Psikologi di Universitas Gunadarma, Depok, pada tahun 2011. Walaupun saya sudah bisa berjalan normal kembali dan menjalankan kuliah seperti teman-teman, tetapi tubuh saya tidak diperbolehkan untuk cepat lelah. Jadi, saya tidak bisa mengikuti banyak kegiatan di kampus. Dan saya masih takut jika saya harus bertemu banyak orang, karena ada sedikit trauma jika virus itu kembali lagi ke dalam tubuh saya. Sampai saat ini, saya banyak menghindari pertemuan dengan banyak orang. Dokter juga menyarankan kepada saya agar menghindari pertemuan dengan banyak orang, apalagi ketika saya sedang terserang flu.
     Saat ini, saya sedang menjalani kuliah di Universitas Gunadarma, Fakultas Psikologi, semester 5. Selain itu, sampai saat ini saya masih bekerja sebagai pelatih renang untuk anak-anak. Dan sekarang, saya masih berusaha untuk mengejar cita-cita saya untuk menjadi Psikolog anak dan membuat suatu Event Organizer (EO).