Sabtu, 22 Maret 2014

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi


Perbedaan Konseling dan Psikoterapi


Stefflre dan Grant (1972), mengemukakan ada beberapa hal yang bisa dipakai sebagai usaha untuk memahami kedua terminologi, memahami berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan khusus keduanya dan untuk bisa membedakannya, yaitu:


1. Mengenai Tujuan

Konseling bertujuan membantu seseorang dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan agar bisa berlangsung lancar, misalnya, remaja yang dibantu dalam menghadapi masalah mengenai kehidupan seksnya, masalah kebebasan yang dituntut dari orang tua atau masalah pekerjaan yang sebaiknya diambil. Hahn & MacLean (1955), mengemukakan mengenai tujuan konseling yakni menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul, sedangkan psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Mereka juga mengemukakan bahwa konseling berhubungan dengan rencana jangka panjang yang bersangkut-paut dengan pendidikan dan pekerjaan atau jabatan seseorang serta pencegahan terhadap munculnya gangguan dalam bidang kesejahteraan mental, sedangkan psikoterapi singkatnya berhubungan dengan tujuan penyembuhan.


2. Mengenai Klien, Konselor, dan Penyelenggaraannya

Pada konseling, konselor menghadapi klien yang normal, sebaliknya pada psikoterapi mengahadapi klien (atau pasien) yang mengalami neurosis atau psikosis. Seseorang penderita neurosis atau psikosis bisa saja menemui seorang konselor untuk tujuan melakukan konsultasi dan penanganan atau perawatan selanjutnya dilakukan melalui psikoterapi. 

Kepribadian seseorang yang terhambat (dalam arti lebih mendalam) atau terganggu (yang mungkin bersifat sementara atau tidak menetap) bisa menjadi salah satu pegangan untuk membedakan profesi seorang konselor dan psikoterapi. Kepribadian yang normal, yang wajar, dalam kenyataannya tidak tertutup kemungkinan membutuhkan seorang ahli untuk mengatasi hal-hal yang tidak bisa diatasi sendiri dan agar ia bisa berfungsi lebih efektif. Dalam keadaan seperti ini, ia membutuhkan seorang konselor, demikian dikatakan oleh Ivey et al (1987) dan selanjutnya mereka menunjukkan bahwa pada kegiatan psikoterapi dilakukan untuk menghadapi seseorang yang perlu direkonstruksi struktur kepribadiannya dan karena itu membutuhkan waktu lebih lama.


3. Mengenai Metode

Perbedaan metode ini dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977), yang mengemukakan bahwa:

- Konseling ditandai oleh adanya terminologi seperti: "educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-term".

- Psikoterapi ditandai oleh: "supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long term".


Sumber: Gunarsa, S, D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.


Pengertian Psikoterapi


PSIKOTERAPI


Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni "psyche" yang artinya jelas, "mind" atau sederhananya: jiwa dan "theraphy" dari bahasa Yunani yang berarti "merawat" atau "mengasuh", sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah "perawatan terhadap aspek kejiwaan" seseorang.

Dalam Oxford English Dictionary, perkataan "psychotheraphy" tidak tercantum, tetapi ada perkataan "psychotherapeutic" yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.


 Sumber: Gunarsa, S, D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.